Senin, 07 Mei 2012

PLADU

Sudah menjadi tradisi tahunan Desa Wonodadi Wetan apabila musim penghujan tiba. Sungai Lorok yang melintas bisa dipastikan mengalami banjir dengan kapasitas yang sangat besar (kami biasa menyebutnya dengan istilah Pladu) dan sering kali membawa korban, baik korban materi bahkan nyawa.
Sebagian besar dataran rendah yang digunakan sebagi tempat pemukiman penduduk dan lahan pertanian setiap tahun pula hanyut karena erosi sungai Lorog yang tidak bisa dikendalikan.
Pemerintah sebenarnya juga tidak tinggal diam dengan kejadian-kejadian ini, dengan membangun tlengsengan pengendali banjir, namun karena sangat liarnya sungai Lorog tlengsengan yang terbangun juga hancur.
Dalam catatan sejarah Desa Wonodadi Wetan pladu yang terbesar terjadi pada tahun 1970. Bencana alam banjir yang terjadi pada waktu itu setidaknya menelan korban 21 jiwa meninggal dunia, 1 orang tidak diketemukan dan 53 Rumah penduduk hancur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.